Leadership Tips untuk Manajer Baru
Panduan sukses untuk manajer baru di perusahaan...
Simon Cowell, pencipta waralaba sukses program televisi Got Talent, bisa jadi tidak ada hubungan sama sekali dengan SDM. Namun ajang pencarian bakat yang dibuatnya terbukti mendunia hingga salah satu stasiun televisi swasta di negeri ini pun mengadopsinya kedalam kontes “Indonesia Mencari Bakat”.
Simon ingin menunjukkan ada banyak talenta di luar sana yang luput dari perhatian kita. Namun melalui penjaringan dan pembimbingan khusus dari pelatih, talenta ini bisa bersinar.
Bajak Membajak Talent
Semenjak publikasi yang dikeluarkan oleh McKinsey’s tahun 2001 tentang The War for Talent, kalangan SDM berlomba-lomba menjaring individu bertalenta, bahkan bila perlu membajak talenta dari perusahaan lain.
Mereka yakin bahwa merekrut dan mengembangkan individu bertalenta merupakan kunci sukses kelanggengan organisasi. Bahkan tidak jarang orang-orang bertalenta ini mendapatkan perlakuan khusus yang membuat mereka cepat menaiki jenjang karir.
Survey yang dilakukan oleh PricewaterhouseCoopers menemukan 61% CEO perusahaan melihat isu mempertahankan talenta sebagai tantangan utama di masa kepemimpinan mereka selama lima tahun kedepan.
Isu Pengembangan Talent
Isu yang sering muncul juga terkait aspek mengelola dan menyediakan kesempatan pengembangan bagi para talenta ini. Kenyataan ini terus terang membingungkan sebagian kalangan SDM lainnya. Mereka bertanya-tanya definisi sesungguhnya dari individu bertalenta.
Apakah para talenta ini adalah individu yang memang sudah bagus? Atau sesungguhnya semua orang bisa dianggap bertalenta agar kita terhindar dari pengkotak-kotakan?
Kebingungan ini lumrah karena pendefinisian yang jelas tentang talenta ini akan mempengaruhi rancangan program-program SDM yang secara khusus ditargetkan untuk pemberdayaan talenta.
Kabar baiknya menurut Wendy Hirsh, seorang profesor di Kingston Business School, tidak ada yang salah dari perbedaan pandangan ini. Semuanya tergantung dari cara organisasi melakukan pendekatan dalam pengembangan karyawan.
Yang kita perlu hati-hati adalah penggunaan terminologi ‘talenta’ yang sebaiknya harus disepakati secara seragam oleh pihak manajemen dan seluruh karyawan di organisasi.
Semua Orang adalah Talent?
Sebuah perusahaan consumer goods yang pernah menjadi klien kami tidak menggunakan istilah talenta secara resmi. Sejak awal semua karyawan memiliki kesempatan pengembangan yang sama.
Istilah ‘talenta’ lebih merujuk pada calon-calon suksesor yang memang dikembangkan khusus oleh para atasannya langsung. Tanggung jawab untuk mengembangkan mereka ini menjadi salah satu KPI dari para atasan sebagai leader.
Skenario berbeda ditemukan di salah satu perusahaan pembiayaan besar. Pihak SDM membangun sistem talent-management yang memang secara khusus membidik karyawan-karyawan berprestasi untuk ditempatkan di talent pool.
Mereka ini mendapatkan kesempatan berbeda dibandingkan karyawan lain dalam hal jenjang karir. Karyawan yang tidak masuk ke talent pool pun mengakui keberadaan mereka ini.
Satu hal yang menurut kami fair disini adalah komposisi talent pool yang bisa berubah per semester. Seorang talenta bisa saja tereliminasi ketika kinerjanya menurun. Ia digantikan oleh orang lain yang saat itu prestasinya menonjol. Ada persaingan sehat dan semua orang tahu itu.
Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.
Cara memimpin tim dan organisasi dalam mengatasi krisis...
The best leader is one whose existence is barely known by the people. They act without effort and teach without words...
Penelitian menunjukkan bahwa coaching mengarah pada keterhubungan antar individu, produktifitas dan layanan konsumen yan...